
Sektor pariwisata Indonesia mendapat dorongan luar biasa dari kontribusi tak terduga: wisatawan domestik. Data terbaru dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menunjukkan bahwa pergerakan turis domestik sepanjang tahun 2024 telah mencapai angka fantastis satu miliar perjalanan, melampaui jauh capaian sebelum pandemi COVID-19 yang hanya 722,2 juta perjalanan.
Pencapaian luar biasa ini menandakan pemulihan pariwisata nasional yang sangat kuat dan cepat pascapandemi, demikian diungkapkan oleh Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa. Beliau menegaskan pentingnya peran wisatawan domestik, bahkan menyerukan agar tidak ada diskriminasi terhadap mereka. “Wisatawan domestik adalah tulang punggung pariwisata nasional. Jadi, tidak boleh mendiskriminasi wisatawan domestik,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa dengan tegas.
Wamenpar Ni Luh Puspa menyoroti bahwa pusat pariwisata, terutama destinasi favorit seperti Bali, tidak seharusnya hanya berfokus pada daya tarik turis asing semata, lalu melupakan potensi besar dari wisatawan domestik. Peran mereka sebagai faktor kunci untuk menjaga keberlanjutan sektor pariwisata Indonesia tidak dapat diremehkan.
Saat ini, Kemenpar sedang mengarahkan fokus pada konsep pariwisata berkualitas. Namun, Wamenpar Ni Luh Puspa meluruskan bahwa definisi berkualitas bukan berarti hanya menyasar segmen wisatawan tertentu. Sebaliknya, kualitas yang dimaksud adalah pembenahan menyeluruh dari dalam. Hal ini memastikan bahwa seluruh wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, mendapatkan pengalaman berwisata yang prima melalui lingkungan yang sehat serta tempat yang aman dan nyaman.
Konsep pariwisata berkualitas ini secara tegas menunjukkan bahwa pemerintah tidak melakukan tebang pilih dalam menilai wisatawan. Dengan pembenahan internal yang komprehensif, diharapkan Indonesia dapat menarik wisatawan berkualitas yang juga merupakan pembelanja besar. Untuk tahun ini, Kemenpar optimistis dapat mencapai target pergerakan turis domestik hingga 1,08 miliar perjalanan, di samping 14,6 hingga 16 juta kunjungan wisatawan mancanegara.
Meskipun optimisme tinggi menyelimuti pencapaian target ini, Wamenpar Ni Luh Puspa mengingatkan bahwa Kemenpar tidak dapat bekerja sendiri. Dukungan dan kolaborasi dari semua sektor sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi pariwisata Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.